Kamis, 24 Juli 2014

Mineral Jarang (Rare Earth Mineral)



Ketika membaca berita online, saya takjub dengan meningkat pesatnya kebutuhan mineral tanah jarang (rare earth minerals) saat ini. Peningkatan ini berkaitan dengan ledakan teknologi informasi, terutama produksi smart phone yang menggunakan mineral tanah jarang sebagai material semi konduktor. 

Mineral tanah jarang merupakan mineral yang mengandung satu atau lebih unsur tanah jarang sebagai konstituen logam utama. Mineral tanah jarang biasanya ditemukan dalam asosiasi dengan alkali hingga batuan beku peralkaline kompleks, di pegmatites berasosiasi dengan magma alkali dan atau berasosiasi dengan intrusives carbonatite. Fase mineral perovskit adalah host umum untuk unsur tanah jarang dalam kompleks alkali. Mantel berasal karbonat mencair juga pembawa unsur tanah jarang. Deposit hidrotermal terkait dengan magmatisme basa mengandung berbagai mineral tanah jarang (en.wikipedia.org).
Mineral tanah jarang ini merupakan mineral ikutan yang tergabung di dalamnya seperti monasit, senotim dan zircon yang mengandung unsur radioaktif uranium dan torium. 

Tabel Periodik (Rare Earth Mineral Yang Berwarna Kuning)



Unsur mineral jarang ini cukup banyak tersedia di Indonesia termasuk yang ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, terdapat terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing penambangan timah.

Saya jadi ingat ketika tahun 2005 bekerja di PT Koba Tin di Pulau Bangka, rare earth mineral berupa monazite ini adalah tailing yang ditempatkan secara khusus (karena termasuk mineral radioaktif) di unit kerja Tin Shed. Menumpuk begitu saja, karena izin pengolahan perusahaan adalah hanya pengolahan Timah. Padahal jika saja ada perusahaan pengolahan mineral tanah jarang di Indonesia, pasti akan memberikan banyak keuntungan dan manfaat buat masyarakat dan Negara.

Di Pulau Bangka dan Belitung, pada umumnya menambang timah sudah menjadi aktifitas turun temurun yang dilakukan warga, sehingga tailing yang dihasilkan pun tak termanfaatkan dengan optimal. Tailing yang mengandung mineral tanah jarang itu dijual masyarakat dengan harga sangat murah Rp 3.000 - Rp 10.000 per kg kepada orang-orang asing yang datang ke Bangka. Padahal monazite yang mengandung mineral tanah jarang ini seharusnya dihargai mahal bisa mencapai Rp7 juta per kg.

Sayangnya peluang bisnis yang menguntungkan ini tetapi belum mendapat perhatian dari praktisi dan pengusaha di Indonesia. Anda tertarik menjadi pengusaha mineral tanah jarang? Saya dukung usaha anda.